Minggu, 03 Juli 2011
Sabtu, 02 Juli 2011
sejarah biola
Alat musik dawai yang mula-mula biasanya dimainkan dengan cara dipetik (misalnya harpa tangan Yunani). Alat musik gesek diperkirakan berasal dari budaya penunggang kuda di kawasan Asia tengah, contohnya alat musik bangsa Mongolia Morin huur. Alat musik gesek berdawai dua bangsa Turkik dan Mongolia dawainya dari surai kuda, dimainkan dengan busur surai kuda, dan memiliki ukiran kepala kuda di bagian kepalanya. Biola, viola, dan cello yang busurnya masih dibuat dari surai kuda, adalah peninggalan bangsa nomaden tersebut.[1]
Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera.
Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah[2] dan Bizantium[3][4]. Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikal-bakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium[5] dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio[6] (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium[3]). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556.[7] Perlahan-lahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.
Biola tertua yang pernah dicatat yang memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.) Biola seketika menjadi populer, baik di antara para pemusik jalanan maupun para bangsawan, terbukti bahwa raja Perancis Charles IX menyuruh Amati untuk membuat 24 biola untuknya pada tahun 1560.[8] Biola tertua yang masih ada saat ini adalah salah satu dari ke-24 biola ini, dan diberi nama "Charles IX", dibuat di Cremona c. 1560. Biola zaman Renaisans yang paling bagus dengan ukiran dan hiasan adalah Gasparo da Salò (1574 c.) yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, dan selanjutnya, sejak 1841, oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakannya selama empat puluh tahun dan ribuan konser. Saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. "The Messiah" atau "Le Messie" (juga dikenal sebagai "Salabue") yang dibuat oleh Antonio Stradivari pada 1716 belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut berada di Museum Ashmolean di Oxford.[9]
Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons.[10] Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.
Hingga hari ini, alat musik dari "Jaman Keemasan" pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Gesù, adalah alat-alat musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola. Rekor harga biola saat ini untuk biola Stradivari adalah AS$3.544.000 dalam sebuah lelang pada 16 Mei 2006. Semua biola Stradivarius memiliki nama unik; biola termahal Stradivari bernama "Hammer" ("Palu") yang dibuat pada tahun 1707.[11]
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Biola
Dipercayai bahwa alat musik mula-mula tersebut dibawa ke Asia Timur, India, Bizantium dan Timur Tengah; di tempat-tempat tersebut mereka menyesuaikan dengan lingkungannya dan berkembang menjadi alat musik erhu, esra, harpa tangan Bizantium, dan rebab. Biola dalam bentuk modern bermula dari Italia Utara pada awal abad ke-16, terutama di kota pelabuhan Venice dan Genoa yang berhubungan langsung ke Asia Tengah lewat jalur sutera.
Biola Eropa modern dipengaruhi oleh berbagai alat musik, terutama dari Timur Tengah[2] dan Bizantium[3][4]. Tiga jenis alat musik mula-mula yang biasanya disebut sebagai cikal-bakal biola adalah rebec (yang diturunkan dari harpa tangan Bizantium[5] dan rebab), vielle (biola abad Renaisans), dan lira da braccio[6] (yang juga diturunkan dari harpa tangan Bizantium[3]). Salah satu deskripsi terawal tentang biola, termasuk cara penyetelannya, ada di dalam Epitome musical karya Jambe de Fer, yang diterbitkan di Lyon pada 1556.[7] Perlahan-lahan biola mulai menyebar ke seluruh Eropa.
Biola tertua yang pernah dicatat yang memiliki empat senar seperti biola modern dibuat oleh Andrea Amati pada tahun 1555, walaupun tahun tepatnya diragukan. (Biola yang lebih awal hanya memiliki tiga senar, disebut violetta.) Biola seketika menjadi populer, baik di antara para pemusik jalanan maupun para bangsawan, terbukti bahwa raja Perancis Charles IX menyuruh Amati untuk membuat 24 biola untuknya pada tahun 1560.[8] Biola tertua yang masih ada saat ini adalah salah satu dari ke-24 biola ini, dan diberi nama "Charles IX", dibuat di Cremona c. 1560. Biola zaman Renaisans yang paling bagus dengan ukiran dan hiasan adalah Gasparo da Salò (1574 c.) yang pertama-tama dimiliki oleh Ferdinand II, Adipati Agung Austria, dan selanjutnya, sejak 1841, oleh virtuoso Norwegia Ole Bull, yang menggunakannya selama empat puluh tahun dan ribuan konser. Saat ini biola tersebut berada di Vestlandske Kustindustrimuseum di Bergen, Norwegia. "The Messiah" atau "Le Messie" (juga dikenal sebagai "Salabue") yang dibuat oleh Antonio Stradivari pada 1716 belum pernah sekalipun dipakai. Biola tersebut berada di Museum Ashmolean di Oxford.[9]
Terjadi perubahan yang cukup besar pada pembuatan biola pada abad ke-18, terutama dalam hal panjang dan sudut leher biola. Mayoritas alat musik yang lama telah diperbarui sesuai standar yan baru ini, dan maka dari itu jelas berbeda dari keadaan alat musik tersebut ketika diselesaikan oleh seniman pembuat biola, termasuk perbedaan dalam hal suara dan respons.[10] Namun alat-alat musik ini dengan kondisi mereka pada saat ini menjadi standar kesempurnaan pada seni pembuatan biola dan suara biola, dan pembuat biola di seluruh dunia berusaha untuk mendekati ideal tersebut sedapat mungkin.
Hingga hari ini, alat musik dari "Jaman Keemasan" pembuatan biola, terutama yang dibuat oleh Stradivari dan Guarneri del Gesù, adalah alat-alat musik yang paling diburu oleh kolektor dan pemain biola. Rekor harga biola saat ini untuk biola Stradivari adalah AS$3.544.000 dalam sebuah lelang pada 16 Mei 2006. Semua biola Stradivarius memiliki nama unik; biola termahal Stradivari bernama "Hammer" ("Palu") yang dibuat pada tahun 1707.[11]
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Biola
sejarah er hu
Erhu (Hanzi: 二胡 er4 hu2) merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer disamping Guzheng (kecapi) dan Dizi (suling).
Secara umum, keluarga alat musik gesek ini dikenal juga dengan istilah huqin yang berarti "alat musik orang barbar", dinamakan demikian karena diperkenalkan oleh orang barbar yang berasal dari Asia Tengah.
Huqin telah berumur sekitar 500 tahun. Mulai populer pada zaman dinasti Sung (960-1279 AD), yang kemudian berlanjut ke zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911) dimana dalam kurun waktu tersebut huqin telah berkembang menjadi bermacam-macam jenis, termasuk yang kita kenal sekarang sebagai erhu.
Pada mulanya, erhu menggunakan dua senar yang terbuat dari sutra, tetapi sekarang erhu menggunakan senar dari logam. Erhu biasanya menggunakan membran dari kulit ular piton, tetapi ada juga yang menggunakan bahan lain. Kotak suara dapat berbentuk segi enam, segi delapan, atau bulat. Kotak suara ini juga bervariasi ukurannya, semakin besar ukuran kotak suaranya maka bunyi bass yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Erhu digesek dengan busur yang terbuat dari bambu dan rambut ekor kuda, ekor kuda itu ditempatkkan di antara kedua senar sehingga memudahkan perpindahan menggesek antara kedua senar. Rambut ekor kuda tersebut digosok dengan damar (gondorukem) sehingga terasa kesat waktu digesek.
Erhu biasa disetel dengan nada D - A
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Erhu
sejarah pi pa
Pipa (bahasa Tionghoa: 琵琶; pinyin: pípá, baca: bíbá) adalah alat musik tradisional di China. Pipa adalah alat musik petik yang badannya terbuat dari kayu dan telah dimainkan selama lebih dari 2000 tahun di China. Alat musik pipa ini telah ada pada zaman dinasti Qin (221 BC - 206 BC). Pipa pada awalnya memiliki bentuk yang lurus vertical pada bagian atas dan dilapisi oleh kulit pada bagian permukaannya, terdiri dari 4 senar dan mempunyai 12 nada standard.
Pipa modern yang sekarang dapat kita jumpai, mirip dengan instrument dari Persia atau Timur Tengah yaitu 'Barbat' dan diperkenalkan ke China pada masa dinasti Jin (265-420 A.D.)
Pada masa dinasti Tang (618-907 A.D.), Alat musik Pipa menjadi populer dalam mengisi acara kerajaan dan mengalami perubahan. Pipa dimainkan secara horizontal dengan empat sampai dengan lima senar sutra dan lima sampai 6 fret. Pipa mengalami perubahan dalam bentuknya, jumlah fret, begitu juga cara memainkan yang awalnya secara horizontal menjadi vertikal.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_%28alat_musik%29
Pipa modern yang sekarang dapat kita jumpai, mirip dengan instrument dari Persia atau Timur Tengah yaitu 'Barbat' dan diperkenalkan ke China pada masa dinasti Jin (265-420 A.D.)
Pada masa dinasti Tang (618-907 A.D.), Alat musik Pipa menjadi populer dalam mengisi acara kerajaan dan mengalami perubahan. Pipa dimainkan secara horizontal dengan empat sampai dengan lima senar sutra dan lima sampai 6 fret. Pipa mengalami perubahan dalam bentuknya, jumlah fret, begitu juga cara memainkan yang awalnya secara horizontal menjadi vertikal.
sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pipa_%28alat_musik%29
Lagu searching
Arti dari lagu ini adalah seseorang yang sedang mencari jati diri karena sudah tidak tau akan kemana lagi, bagaikan mengarungi lautan kehidupan yang tak bertepi tanpa tau arah kemana, dan akhirnya dia menemukan jati dirinya itu.
Lagu ini juga bisa dikaitkan dengan perasaan religius yang mendalam, yang pada akhirnya semua akan kembali pada hakekat yang sesungguhnya/sejati.
Lagu ini juga bisa dikaitkan dengan perasaan religius yang mendalam, yang pada akhirnya semua akan kembali pada hakekat yang sesungguhnya/sejati.
Lagu persaudaraan
Lagu persaudaraan ini saya ciptakan karena terinspirasi dari bencana2 yang melanda dunia dan Indonesia. Dari gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, dll. Dalam bencana itu, banyak orang yang kehilangan harta benda dan juga terpisah dari orang2 yang tercinta, kita sesama manusia harus bisa saling membantu satu sama lain. Di awal dan akhir lagu lebih tenang, di tengah2 lagu akan lebih bersemangat yang menceritakan tentang gotong royong, saling mengulurkan tangan untuk membantu yang kesusahan, memberikan kekuatan bagi yang sedang terkena kesusahan.
profile
hallo, saya gina mellisa, salam kenal bagi yang melihat blog saya ini ^^ dalam blog ini saya ingin membagi pengalaman bermusik saya, silahkan bagi teman-teman yang ingin menambahkan komentar :)
pelajaran musik yang saya dapatkan pertama kali adalah sekitar tahun 2000, pas mau kelulusan SMP. Karena sering nonton konser di tv, akhirnya timbul kesenangan dalam bermusik, orang pertama yang mendorong saya belajar musik adalah tante saya, waktu itu saya memilih biola. akhirnya nyari2 deh tuh les biola di buku yellow pages hahaha, setelah tanya beberapa sekolah musik, akhirnya saya memilih sekolah musik vienna, disitu pertama kali saya belajar dengan Bpk. Sadrakh Hutapea.
pertama kali masuk kelas, terus pegang biolanya, hadehhhh pegel banget >.< suaranya juga kaya kaleng, pokoknya bener2 engga deh wkwkwkwk dalam hati kalo kaya gini kapan bisanya...setelah lewat 3-4 bulan ternyata lumayan juga lah hahaha (sombong dikit hahaha), terus yang bikin seneng, diajak konser boooo yipieee ^^ disitulah pertama kali pengalaman saya ikut konser.
Selama 3 tahun saya belajar biola dengan pa sadrakh, sudah beberapa konser yang saya ikuti, diantaranya dengan orkes Jimmy manopo, TVRI, SCTV, juga beberapa konser rohani di senayan ^^
Setelah lulus SMA, saya berencana kuliah ke China, pas udh lagi mau ngurus, ehhhhh ada SARS, ga jd deh huaaaa :(( akhirnya terpaksa jadi penggangguran banyak acara dulu deh selama setahun :D selama setahun itu saya coba les mandarin untuk persiapan ke China. Kira2 2-3 bulan setelah kelulusan SMA, tante saya bilang lagi, suruh coba2 belajar alat musik lain, kan mau ke China, jd coba belajar alat musik tradisional sana. Akhirnya setelah cari2, saya telepon ke sekolah musik kawai, disana soalnya ada pelajaran Gu Zheng, kalo di indo lebih dikenal dengan nama kecapi. Terus telepon gurunya, namanya miss Eny (pembawa gu zheng ke indonesia lhooo mainnya mantap), terus dikenalin sama ko ahok (Tahir Loka), terus saya telepon deh ke ko ahok.
Waktu itu sama ko ahok diajak ketemu di mal TA, kebetulan ada isi acara disana, terus kenalan, disuruh main kerumahnya. Wah ternyata pengalaman musik ko ahok mantap lhooo, ko ahok bisa main suling dan mengetahui cara bermain alat musik tradisional China lainnya, akhirnya sy diajarin dasar Er Hu dan Pi Pa sama beliau ^^ asik asikkk hahaha
*Er hu: rebab
*Pi pa: sitar
Sekitar 6 bulan kemudian, saya sdh mengurus surat2 untuk sekolah ke China (Xiamen), akhirnya pergi deh kesana. Disana saya sekolah 3 tahun sampe dapet S1 sastra China. Nah, sambil kuliah, saya juga ambil les musik Er hu dan Pi pa disana dengan beberapa orang guru yang berpengalaman dan profesional dibidangnya.
Selama di Xiamen, saya juga mengikuti kegiatan2 dan kejuaran musik. Kejuaraan musik yang pernah saya raih adalah juara 3 dan juara 2 di tahun berikutnya untuk festival seni murid2 asing, dan saya juga diundang di acara TV sekolah Xiamen untuk malam persahabatan antara murid asing dan murid lokal hehe ^^
Bersamaan dengan kelulusan kuliah, saya juga mengambil ujian negara untuk alat musik Pi Pa, dan saya lulus grade 10, untuk Er Hu saya ga kekejar, jd hanya baru belajar sampe grade 9 saja hik hik T_T
Akhirnya waktunya pulang :) udh kangen banget nih sama makanan indo terutama mie ayam hahaha. Setelah pulang ke indo, sy mengikuti beberapa acara musik tradisional China dengan ko ahok dan juga beberapa acara TV swasta. Pertama kali masuk TV swasta itu gara2 iseng ikut ajang yang diadakan Indosiar, siapa tau kepilih, dan ternyata wowwww kepilih juga :)) waktu itu saya isi acara fiesta indosiar bareng Letto dengan lagu sebelum cahaya. Sejak itu, Letto ajak saya juga ikut acaranya di Trans TV dan RCTI, Seneng bangettt hehehe, sejak saat itu juga Trans Tv beberapa kali menghubungi saya untuk isi acara jika ada yang berhubungan dengan alat musik tradisional China.
Setelah pulang dr China saya juga mengajar mandarin di Nihao dan musik di Penta. Dari sini sy mendapatkan pengalaman2 berharga tentang cara pengajaran.
Sekitar tahun 2008, saya juga menciptakan 2 buah lagu yang berjudul "persaudaraan" dan "searching". Video dan mp3 akan saya post juga di blog ini, juga bagaimana arti dari lagu yang saya ciptakan ini.
Jika ada teman2 yang mau menulis komentar di blog saya, silahkan dengan senang hati ^^
pelajaran musik yang saya dapatkan pertama kali adalah sekitar tahun 2000, pas mau kelulusan SMP. Karena sering nonton konser di tv, akhirnya timbul kesenangan dalam bermusik, orang pertama yang mendorong saya belajar musik adalah tante saya, waktu itu saya memilih biola. akhirnya nyari2 deh tuh les biola di buku yellow pages hahaha, setelah tanya beberapa sekolah musik, akhirnya saya memilih sekolah musik vienna, disitu pertama kali saya belajar dengan Bpk. Sadrakh Hutapea.
pertama kali masuk kelas, terus pegang biolanya, hadehhhh pegel banget >.< suaranya juga kaya kaleng, pokoknya bener2 engga deh wkwkwkwk dalam hati kalo kaya gini kapan bisanya...setelah lewat 3-4 bulan ternyata lumayan juga lah hahaha (sombong dikit hahaha), terus yang bikin seneng, diajak konser boooo yipieee ^^ disitulah pertama kali pengalaman saya ikut konser.
Selama 3 tahun saya belajar biola dengan pa sadrakh, sudah beberapa konser yang saya ikuti, diantaranya dengan orkes Jimmy manopo, TVRI, SCTV, juga beberapa konser rohani di senayan ^^
Setelah lulus SMA, saya berencana kuliah ke China, pas udh lagi mau ngurus, ehhhhh ada SARS, ga jd deh huaaaa :(( akhirnya terpaksa jadi penggangguran banyak acara dulu deh selama setahun :D selama setahun itu saya coba les mandarin untuk persiapan ke China. Kira2 2-3 bulan setelah kelulusan SMA, tante saya bilang lagi, suruh coba2 belajar alat musik lain, kan mau ke China, jd coba belajar alat musik tradisional sana. Akhirnya setelah cari2, saya telepon ke sekolah musik kawai, disana soalnya ada pelajaran Gu Zheng, kalo di indo lebih dikenal dengan nama kecapi. Terus telepon gurunya, namanya miss Eny (pembawa gu zheng ke indonesia lhooo mainnya mantap), terus dikenalin sama ko ahok (Tahir Loka), terus saya telepon deh ke ko ahok.
Waktu itu sama ko ahok diajak ketemu di mal TA, kebetulan ada isi acara disana, terus kenalan, disuruh main kerumahnya. Wah ternyata pengalaman musik ko ahok mantap lhooo, ko ahok bisa main suling dan mengetahui cara bermain alat musik tradisional China lainnya, akhirnya sy diajarin dasar Er Hu dan Pi Pa sama beliau ^^ asik asikkk hahaha
*Er hu: rebab
*Pi pa: sitar
Sekitar 6 bulan kemudian, saya sdh mengurus surat2 untuk sekolah ke China (Xiamen), akhirnya pergi deh kesana. Disana saya sekolah 3 tahun sampe dapet S1 sastra China. Nah, sambil kuliah, saya juga ambil les musik Er hu dan Pi pa disana dengan beberapa orang guru yang berpengalaman dan profesional dibidangnya.
Selama di Xiamen, saya juga mengikuti kegiatan2 dan kejuaran musik. Kejuaraan musik yang pernah saya raih adalah juara 3 dan juara 2 di tahun berikutnya untuk festival seni murid2 asing, dan saya juga diundang di acara TV sekolah Xiamen untuk malam persahabatan antara murid asing dan murid lokal hehe ^^
Bersamaan dengan kelulusan kuliah, saya juga mengambil ujian negara untuk alat musik Pi Pa, dan saya lulus grade 10, untuk Er Hu saya ga kekejar, jd hanya baru belajar sampe grade 9 saja hik hik T_T
Akhirnya waktunya pulang :) udh kangen banget nih sama makanan indo terutama mie ayam hahaha. Setelah pulang ke indo, sy mengikuti beberapa acara musik tradisional China dengan ko ahok dan juga beberapa acara TV swasta. Pertama kali masuk TV swasta itu gara2 iseng ikut ajang yang diadakan Indosiar, siapa tau kepilih, dan ternyata wowwww kepilih juga :)) waktu itu saya isi acara fiesta indosiar bareng Letto dengan lagu sebelum cahaya. Sejak itu, Letto ajak saya juga ikut acaranya di Trans TV dan RCTI, Seneng bangettt hehehe, sejak saat itu juga Trans Tv beberapa kali menghubungi saya untuk isi acara jika ada yang berhubungan dengan alat musik tradisional China.
Setelah pulang dr China saya juga mengajar mandarin di Nihao dan musik di Penta. Dari sini sy mendapatkan pengalaman2 berharga tentang cara pengajaran.
Sekitar tahun 2008, saya juga menciptakan 2 buah lagu yang berjudul "persaudaraan" dan "searching". Video dan mp3 akan saya post juga di blog ini, juga bagaimana arti dari lagu yang saya ciptakan ini.
Jika ada teman2 yang mau menulis komentar di blog saya, silahkan dengan senang hati ^^
Langganan:
Postingan (Atom)